8/05/2009

D’Masiv – Jangan Menyerah

tak ada manusia
yang terlahir sempurna
jangan kau sesali
segala yang telah terjadi

kita pasti pernah
dapatkan cobaan yang berat
seakan hidup ini
tak ada artinya lagi

reff1:
syukuri apa yang ada
hidup adalah anugerah
tetap jalani hidup ini
melakukan yang terbaik

tak ada manusia
yang terlahir sempurna
jangan kau sesali
segala yang telah terjadi

repeat reff1

reff2:
Tuhan pasti kan menunjukkan
kebesaran dan kuasanya
bagi hambanya yang sabar
dan tak kenal putus asa

repeat reff1
repeat reff2

6/12/2009

Hati Seorang Ayah

Suatu ketika ada seorang anak perempuan yg bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja ia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut,dengan badanya yang mulai membungkuk, disertai suara batuknya ayng khas.

Anak perempuan itu bertanya kepada ayahnya, : "ayah, kenapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kiat membungkuk???" demikian pertanyaannya ketika ayahnya sedang santai di beranda. Si ayah menjawab " Karena aku lelaki "

Anak perempuan itu berkata sendirian "aku tidak mengerti", dengan berkerut kening karena jawaban ayahnya membuat hatinya bingung dan tidak mengerti.

Ayah hanya tersenyum, dipeluk dan dibelainya rambut anaknya sambil menepuk bahunya dan berkata "Anakku kamu memang belum mengerti tentang lelaki ". Demikian bisik sang ayah yang membuat anaknya bertambah bingung.

Karena perasaan ingin tahu dan ia mendapatkan ibunya lalu bertanya kepada ibunya "Ibu, mengapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kian membungkuk? dan sepertinya ayah mengalami demikian tanpa ada keluhan atau rasa sakit ???"

Ibunya menjawab "Anakku, jika memang seorang lelaki bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian".

Hanya itu jawaban si ibu dan anak itupun kemudian tumbuh dan menjadi dewasa, tapi ia tetap masih mencari-cari jawaban, kenapa wajah ayahnya yang tampan berubah menjadi berkerut dan badannya membungkuk??

Hingga suatu malam ia bermimpi, dan di dalam mimpinya ia seolah-olah ia mendengar suara yg lembut dan kata-katanya terdengar dengan jelas, itu ternyata rangkaian jawaban pertanyaannya selama ini yang selalu ia cari.

"Saat kuciptakan lelaki, AKU membuatnya sebagai pemimpin keluarga, serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga tersebut, dan ia senantiasa akan berusaha menahan setiap ujungnya agar keluarganya senantiasa merasa aman, teduh dan terlindungi."

"Kuciptakan bahunya yg kuat dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat untuk melindungi seluruh keluarganya."

"Kuberi kemauan kepadanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yg berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, walaupun seringkali ia mendapat cercaan dari anak-anaknya,"

"Kuberikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya ia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya ia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan terhembus angin, ia relakan tenaga perkasanya demi keluarganya dan yang selalu dia ingat adalah disaat semua keluarganya menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil jerih payahnya."

"Kuberikan kesabaran,ketekunan dan dan kesungguhan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa ada keluh kesah. walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan seringkali menerpanya."

"Kuberikan perasaan kuat dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi apapun, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya dan hatinya."

"Padahal perasaannya itu pulalah yang telah memberikan rasa aman disaat anak-anaknya tertidur lelap, serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anaknya agar selalu saling mengasihi dan menyayangi sesama saudara."

"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan kepadanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang,bahkan seringkali ditentang dan ditolak oleh anak-anaknya."

"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya, istri yang baik adalah istri yang selalu menemani dan bersama-sama menjalani perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada istri,agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling melengkapi dan saling mengasihi."

"Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup di dalam keluarga bahagia dan badannya yang bungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai lelaki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga dan segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya."

"Kuberikan kepada lelaki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan sebaik-baiknya, dan hanya inilah kelebihan yang hanya dimiliki oleh lelaki. walaupun sebenarnya amanah ini adalah di dunia dan di akhirat."

Terkejut anak dari tidurnya dan segera ia berlari, berlutut dan berdo'a hingga menjelang subuh,setelah itu ia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak menggenggam dan mencium telapak tangan ayahnya.

"AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH"


"happy father's day"

==============

Pesan moral :

Bila ayah Anda masih hidup jangan pernah sia-siakan dirinya, buatlah hatinya selalu tersenyum dan gembira. Namun bila sang ayah telah tiada jangan putuskan tali silaturahim yang telah dirintisnya, dan do'akan agar TUHAN selalu menjaganya dengan sebaik-baiknya

5/18/2009

Sanggupkah Aku Menjawabnya?

Penulis: Al-Ustadz Abu Khaulah Zainal Abidin


SUNGGUH
saat itu akan datang sebagaimana telah sering aku saksikan ia mendatangi orang lain, teman-temanku, tetanggaku, bahkan orang tua atau kerabatku.

Sungguh, saat itu tak mungkin kuduga sebagaimana juga mereka tak pernah menduga didatangi oleh nya. Sungguh dia akan menjemput aku pergi ke tempat yang tak mampu aku bayangkan, tempat yang tak pernah kembali lagi mereka yang pergi ke sana, tempat yang di sana aku akan dihadapkan dengan pertanyaan.

Sungguh, semua itu benar adanya. Tak ada alasan bagi ku untuk tidak percaya hal itu bakal terjadi, sebagaimana tak ada alasan bagi ku untuk mengingkari adanya Al Khaliq. Juga sebagaimana tak ada alasan bagi ku untuk memungkiri adanya getaran kegelisahan dalam bathinku tatkala aku melakukan perbuatan yang fitrahku mengenalnya sebagai dosa.

Hanya saja. Sanggupkah aku menghadapi itu? Saat di mana aku didudukkan di lubang yang gelap, kemudian datanglah kepada ku dua malaikat mengajukan pertanyaan: Siapa Rabb-mu, apa agamamu, dan siapa nabimu?
Sanggupkah aku menjawabnya? ...

Apa yang akan aku katakan, ketika ditanya tentang siapa Rabb-ku? Cukupkah kujawab: Rabb-ku adalah ALLAH? Semudah itukah menghadapi fitnah kubur? Rasanya tidak. Tidak akan semudah itu. Sebagaimana telah tertanamkan dalam jiwaku keyakinan akan adanya Engkau, tertanam pula keyakinan bahwa tidaklah segala sesuatu itu ada dan terjadi dengan sendirinya serta tanpa maksud dan tujuan.

Lantas bolehkah terlintas dalam benakku: “Mustahil aku akan tersesat dan terjatuh ke dalam kekufuran?” Bolehkah terucap lewat lisanku: “Keberhasilan yang aku peroleh adalah semata-mata hasil prestasiku?” Bolehkah aku beranggapan: “Bahwa tanda keridhoan-Mu adalah dengan terjadinya apa yang terjadi atau berlakunya apa yang hendak aku lakukan?”

Sungguh tak mungkin aku mengatakan: “Alangkah kejamnya Engkau, membiarkan seorang bayi lahir dalam keadaan cacat. Alangkah tak adilnya Engkau, membiarkan pelaku maksiat sejahtera bermandikan kesenangan, sedangkan mereka yang tha’at dalam keadaan miskin berlumurkan kesengsaraan.” Sungguh tak mungkin aku mengatakannya. Namun, mengapa sering bathin ini protes manakala aku tertimpa musibah atau doaku tak kunjung terkabul?

Ya, ALLAH. Ternyata tak ada jalan untuk mengenal Mu kecuali melalui diri-Mu. Kalau bukan karena hidayah-Mu, sungguh akan tertanam dalam batinku, terucap dari lisanku, dan terwujud lewat perbuatanku segala yang bertentangan dengan kekuasaan-Mu, bertentangan dengan hak-Mu untuk diibadahi, serta bertentangan dengan kemuliaan nama-nama dan sifat-sifat-Mu. Maka, sudahkah aku mengenal segala kekuasaan-Mu dan mengakui keesaan-Mu dalam hal mencipta, memiliki, dan mengatur alam semesta ini?

Kemudian, apa yang akan aku katakan ketika ditanya tentang apa agamaku? Cukupkah kujawab: Agamaku Islam? Semudah itukah menghadapi fitnah kubur? Rasanya tidak. Tidak akan semudah itu. Sebagaimana telah tertanam di dalam jiwaku keyakinan akan kesempurnaan agama ini, tertanam pula keyakinan bahwa agama ini disampaikan kepada manusia agar mereka memperoleh kemudahan dan kebahagiaan hidup di dunia -sebelum di akhirat kelak tentunya-.

Lantas bolehkah terlintas dalam benakku: “Agama ini tidak realistis, kurang membumi?” Bolehkah terucap lewat lisanku: “Jaman sekarang ini jangankan mencari yang halal, mencari yang haram saja susah?” Bolehkah aku beranggapan: “Semua agama itu baik?”

Sungguh tak mungkin aku mengatakan: “Alangkah enaknya menjadi orang-orang kafir di muka bumi ini, alangkah kunonya agama ini, dan alangkah sempit serta terbatasnya ruang ibadah yang tersedia di sana.” Sungguh tak mungkin aku mengatakannya. Namun mengapa sering bathin ini protes manakala terasa dunia dan segala suguhannya tak memihak kepada ku? Mengapa bathin ini diam saja dan tak sedikitpun tergerak untuk membenci mereka yang menghujat agama ini?

Ya, ALLAH. Kalau bukan karena hidayah-Mu; sungguh akan tertanam di dalam bathinku, terucap dari lisanku, dan terwujud lewat perbuatanku segala yang bertentangan dengan agama yang mulia ini. Bahkan boleh jadi aku tak mengenal agama ini sebagaimana ia diperkenalkan oleh pembawanya. Boleh jadi aku tak mengenal keseluruhan aturan yang ada di dalam nya. Dan boleh jadi aku telah terjatuh ke dalam perbuatan yang telah mengeluarkan aku dari nya.

Kemudian, apa yang akan aku katakan ketika ditanya tentang siapa nabiku? Cukupkah kujawab: Nabiku Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam? Semudah itukah fitnah kubur? Rasanya tidak. Tidak akan semudah itu. Sebagaimana telah tertanam keyakinan dalam bathinku tentang kemuliaan akhlaqnya, sifat amanahnya, dan kejujurannya; tertanam pula keyakinan bahwa dialah Shallallahu 'Alaihi Wasallam teladan terbaik bagi umat manusia.

Lantas bolehkah terlintas dalam benakku: “Ada jalan untuk mendekatkan diri kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala selain dari yang telah dicontohkan oleh beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam?” Bolehkah terucap lewat lisanku: “Memelihara jenggot itu jorok, menjilat-jilati jari sehabis makan itu juga jorok, dan poligami itu jahat?” Bolehkah aku beranggapan: “Mengikuti Sunnahnya itu tidak wajib?”

Sungguh tak mungkin aku mengatakan: “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam lupa menyampaikan ini dan itu. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sengaja menyembunyikan risalah atau Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak mengetahui apa yang baik bagi umatnya.” Sungguh tak mungkin aku mengatakannya. Namun mengapa sering bathin ini protes dan merasa berat dengan apa yang telah ia tetapkan dan contohkan? Mengapa akal dan hawa nafsu ini sering merasa lebih tahu -tentang baik dan buruk- ketimbang beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam?

Ya, ALLAH. Kalau bukan karena hidayah-Mu; sungguh akan tertanam di dalam bathinku, terucap dari lisanku, dan terwujud lewat perbuatanku berbagai pengingkaran terhadap kenabian dan kerasulan Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Boleh jadi itu bermula dari acuh tak acuhnya aku untuk mengenal nama-nama dan nasab beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan dari kurang minatnya aku membaca serta mempelajari riwayat hidupnya. Akhirnya butalah aku akan sunnah-sunnahnya dan tak mengertilah aku akan misi risalahnya. Dan jadilah aku orang yang hanya ikut-ikutan menyebut namanya tanpa memahami pertanggungjawabannya.

Sanggupkah aku menjawabnya?...

Sungguh, aku akan berhadapan dengan pertanyaan yang jawabnya tak cukup di lisan, tetapi dari dalam keyakinan dan dibuktikan oleh perbuatan. Bukan hasil dari menghafal, tetapi dari beramal. Tak ada yang sanggup menuntun aku untuk menjawabnya kelak kecuali Engkau, Ya ALLAH. Aku tahu itu dan aku yakin, sebagaimana telah Engkau janjikan:

يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ

“ALLAH meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat...” (Ibrahim: 27)

Sumber: Ushuluts Tsalatsah

===============

Dikutip dari www.mimbarislami.or.id


link mirror: Sanggupkah Aku Menjawabnya.pdf

5/14/2009

Terapi Bekam, Sembuhkan Berbagai Penyakit

Apakah Anda pernah mendengar terapi pengobatan bekam? Awalnya terapi pengobatan dengan teknik mengeluarkan darah kotor itu populer di negara Arab, namun kini semakin banyak dipraktekkan di Indonesia.

Bekam atau Hijamah merupakan pengobatan cara Nabi (Thibbun Nabawi) yang tujuannya insya Allah untuk kesembuhan dan kesehatan, serta pahala karena bekam merupakan pengobatan yang dianjurkan dan dilakukan oleh Rasululloh.

Terapis Thibun Nabawi, Warsono mengatakan pengobatan yang utama sesungguhnya adalah dengan mencontoh cara nabi yakni dengan bekam, kurma, jintan hitam (Habbatussauda), madu dan minyak zaitun.

“Sebenarnya yang utama itu cara Nabi, salah satunya dengan bekam. Jika tidak sembuh maka alternatifnya baru dengan obat kimia,” ungkapnya pada Republika Online (ROL) di Pondok Gede, Jakarta, akhir pekan lalu.

Dirinya menyebutkan beberapa hadis tentang pengobatan yang memiliki keutamaan. Antara lain Hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang bunyinya, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbekam pada bagian kepalanya dalam keadaan beliau sebagai muhrim (orang yang berihram) karena sakit pada sebagian kepalanya”.

Salah seorang yang melakukan terapi bekam, Edi (47) mengatakan, badannya terasa lebih ringan dan sehat setelah melakukan terapi bekam.

Saat itu ROL berkesempatan melihat proses bekam pada Edi. Dia tidak terlihat kesakitan meski tubuhnya ditusuk jarum hingga bagian tersebut dikop untuk mengeluarkan darah.

Edi tampak tertelungkup santai sambil bibirnya tak berhenti berdzikir. Meski ditusuk dan mengeluarkan darah, bekam memang tidak terasa sakit karena kulit yang ditusuk hanya pada lapisan dermis atau kulit jangat.

Hal serupa juga dirasakan oleh Warga Jatisari, Pondok Gede, Karminto. Setelah melakukan bekam keluhan kesemutan, masuk angin dan berat pada panggul begitu saja hilang. Dia mengaku tidak merasa sakit dan khawatir berefek negatif. “Saya tidak kuatir dengan bekam karena memang tidak sakit dan berefek buruk,” katanya.

Proses Bekam

Pengambilan darah dilakukan menggunakan alat berbentuk mangkuk (cupping set) yang ditempelkan pada kulit. Setelah kulit bersih, mangkuk bekam ditaruh dan dipompa untuk mengosongkan udara di dalamnya. Pemompaan dilakukan sesuai daya tahan pasien. Di sini pasien akan merasa sedikit pegal dan kulit pun berwarna merah kehitaman. Setelah kira-kira 10 menit, mangkuk dilepas dan kulit akan terasa menebal.

Tepat di atas kulit yang menebal dilakukan penusukan menggunakan jarum dan tusukan berkali-kali ini tidak keras.

Selanjutnya, mangkuk kembali ditempelkan dan dipompa. Tindakan inilah yang membuat darah keluar seperti merembes. Perlahan-lahan darah semakin banyak, bahkan menggenang di dalam mangkuk. Dalam bekam, inilah yang dimaksud “darah kotor”. Dalam konsep bekam, darah kotor adalah darah yang tidak berfungsi lagi, sehingga tidak diperlukan tubuh dan harus dibuang.

Proses pengisapan darah berlangsung tak lebih dari 10 menit. Setiap kali terapi bekam dijalankan, biasanya dilakukan dua sampai tiga kali pengisapan darah, tergantung pada jenis keluhan serta volume darah yang keluar. Jika darah hanya keluar seperempat mangkuk setiap kali bekam, pengulangannya lebih sering dibandingkan dengan pasien yang darahnya keluar lebih banyak.

Terapi yang dalam bahasa Arab disebut hijamah ini telah disesuaikan dengan sunah Nabi Muhammad (Shallallaahu ‘alaihi wasallam-red). Tak heran, para terapis umumnya berasal dari pondok-pondok pesantren.

Terapis bekam, Ahmad Fadholi melakukan bekam tentunya dengan cara Islami, namun ia juga mempraktekan apa yang dia yakini dan terbukti manfaatnya seperti mengkombinasikan pijat refleksi pada pasien bekam. “Bekam yang saya kombinasikan dengan pijat refleksi, Alhamdulillah terasa lebih efektif pada pasien,” kata Ahmad.

Seperti akupuntur, Ahmad menjelaskan bekam mengenal lebih dari 350 titik di seluruh tubuh. Namun, dalam praktik Ahmad mengutamakan pada titik-titik sumber penyakit seperti anjuran Nabi Muhammad, yang terletak di seputar kepala, leher, pinggang, dada, dan kaki. Dari situ terdapat tiga titik utama yaitu ummu mughits dan dua titik qumahduah.

Titik Ummu mughits
yang berada di atas kepala merupakan titik utama bekam, yang sekaligus merupakan pertemuan ratusan titik dari seluruh tubuh.

Lewat titik itu saja bisa disembuhkan bermacam penyakit pada bagian atas tubuh, seperti vertigo, polip, gangguan saraf telinga, penyakit kulit, depresi, sampai gangguan ilmu hitam atau sihir.

Sedangkan qumahduah terletak di leher bagian belakang, tepatnya antara rambut dan cuping telinga, baik kanan maupun kiri. Kedua titik tersebut yang selalu digunakan dalam sebuah terapi, ditambah sejumlah titik-titik lain sesuai keluhan pasien.

Seusai dibekam, seseorang dianjurkan meminum minuman hangat, misalnya jintan hitam atau madu. Ahmad biasa menyuguhi pasiennya dengan air jahe hangat yang ditambah madu. Sebelum dibekam, pasien juga disarankan untuk berpuasa beberapa jam.z

5/09/2009

Penebang Kayu

Suatu ketika, hiduplah seorang penebang kayu muda. Dia tinggal bersama
seorang istri yang baik. Setiap hari, penebang ini pergi ke hutan, dan
menebang setiap pohon yang layak untuk dipotong, lalu menjualnya ke
kota.

Pada suatu pagi, si Penebang berkata pada istrinya, "Bu, aku akan
menebang 10 pohon hari ini. Aku merasa, aku masih kuat untuk itu semua."
Sang istri merasa senang. Ia pun lalu melepas kepergian suaminya ke
hutan. Betul saja, di senja hari, Penebang itu kembali dengan membawa
uang hasil penjualan 10 pohon.

Hal itu terus berlaku dari hari ke hari. Pagi-pagi sekali, Penebang
muda itu selalu bergegas pergi untuk menebang pohon. Namun, lama
kemudian, hasil di dapat dirasakan makin menurun.

Minggu berikutnya, si penebang hanya mampu menghasilkan 8 pohon. Lalu
6 pohon di minggu berikutnya. Sampai akhirnya si penebang muda ini cuma
mampu menebang 3 pohon.

"Ah, mengapa ini semua terjadi. Bukankan aku masih muda dan kuat?",
keluh si Penebang, "Untuk orang seusiaku, pasti, akan ada lebih banyak
pohon yang dapat ditebang."

Sang istri hanya mendengarkan. "Hmm...atau apakah aku sudah mulai tua?",
keluhnya lagi.

Istrinya yang semula diam, mulai angkat bicara. "Suamiku, engkau memang
masih muda, dan ya, aku yakin, engkau bisa menebang lebih banyak lagi.
"Namun, engkau juga harus ingat, engkau harus mengasah kapak-kapakmu
sebelum pergi bekerja. Sia-sialah semua tenagamu, kalau kau hanya punya
kapak yang tumpul.

"Suamiku, kita tak dapat selalu berharap hasil tebangan yang banyak,
kalau kita selalu lupa untuk mengasah kapak yang kita miliki."

***

Teman, kita, adalah juga si penebang muda tadi. Terlalu sering kita
berharap, untuk mendapatkan banyak hasil, tanpa berusaha melihat ke
dalam diri kita. Terlalu sering kita bermohon kepada Allah, untuk
mendapatkan pahala dan imbalan yang sesuai, namun, dengan kualitas
ibadah yang minim sekali.

Kerapkali, cuma sedikit waktu yang kita berikan untuk mengasah keimanan
kita, dengan harapan pahala yang berlimpah. Kita sering lupa, untuk
mengasah semuanya. Padahal disekeliling kita, ada banyak sekali hal bisa
dijadikan pengasah batin dan iman kita.
Kebajikan- kebajikan sosial, adalah salah satunya.

Dan teman, teruslah memberikan hikmah kita pada orang sekitar.

5/02/2009

Hukum pemilu dan bagaimana menyikapinya?... (from Fb nya temen ku Galih)

Syaikh Abdul Malik: Segala puji bagi Allah, serta salawat, salam dan keberkahan semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, serta orang-orang yang setia mengikuti jalannya, amma ba’du:
Saat ini mayoritas negara-negara Islam menghadapi cobaan (berat) dalam memilih pemimpin (kepala negara) mereka melalui cara pemilihan umum, yang ini merupakan (penerapan) sistem demokrasi yang sudah dikenal. Padahal terdapat perbedaan yang sangat jauh antara sistem demokrasi dan (syariat) Islam (dalam memilih pemimpin), yang ini dijelaskan oleh banyak ulama (ahlus sunnah wal jama’ah). Untuk penjelasan masalah ini, saudara-saudaraku (sesama ahlus sunnah) bisa merujuk kepada sebuah kitab ringkas yang ditulis oleh seorang ulama besar dan mulia, yaitu kitab “al-’Adlu fil Islaam wa laisa fi dimokratiyyah al maz’uumah” (Keadilan yang hakiki ada pada syariat Islam dan bukan pada sistem demokrasi yang dielu-elukan), tulisan guru kami syaikh Abdul Muhsin bin Hamd al-’Abbaad al-Badr –semoga Allah menjaga beliau dan memanjangkan umur beliau dalam ketaatan kepada-Nya –.
‘Ala kulli hal, pemilihan umum dalam sistem demokrasi telah diketahui, yaitu dilakukan dengan cara seorang muslim atau kafir memilih seseorang atau beberapa orang tertentu (sebagai calon presiden). Semua perempuan dan laki-laki juga ikut memilih, tanpa mempertimbangkan/membedaka
n orang yang banyak berbuat maksiat atau orang shaleh yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Semua ini (jelas) merupakan pelanggaran terhadap (syariat) Islam. Sesungguhnya para sahabat yang membai’at (memilih) Abu Bakr ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu (sebagai khalifah/pemimpin kaum muslimin sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) di saqiifah (ruangan besar beratap tempat pertemuan) milik (suku) Bani Saa’idah, tidak ada seorang perempuan pun yang ikut serta dalam pemilihan tersebut. Karena urusan siyasah (politik) tidak sesuai dengan tabiat (fitrah) kaum perempuan, sehingga mereka tidak boleh ikut berkecimpung di dalamnya. Dan ini termasuk pelanggaran (syariat Islam), padahal Allah Ta’ala berfirman:

وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى

“Dan laki-laki tidaklah seperti perempuan.” (Qs. Ali ‘Imraan: 36)
Maka bagaimana kalian (wahai para penganut sistem demorasi) menyamakan antara laki-laki dan perempuan, padahal Allah yang menciptakan dua jenis manusia ini membedakan antara keduanya?! Allah Ta’ala berfirman:

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَة

ُ
“Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya, sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka.” (Qs. al-Qashash: 68)
Di sisi lain Allah Ta’ala berfirman:

أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ

“Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir). Mengapa kamu (berbuat demikian); bagaimanakah kamu mengambil keputusan?” (Qs. al-Qalam: 35 - 36)
Sementara kalian (wahai para penganut sistem demokrasi) menyamakan antara orang muslim dan orang kafir?! Maka ini tidak mungkin untuk…(kalimat yang kurang jelas). Masalah ini (butuh) penjelasan yang panjang lebar.
Akan tetapi (bersamaan dengan itu), sebagian dari para ulama zaman sekarang berpendapat bolehnya ikut serta dalam pemilihan umum dalam rangka untuk memperkecil kerusakan (dalam keadaan terpaksa). Meskipun mereka mengatakan bahwa (hukum) asal (ikut dalam pemilihan umum) adalah tidak boleh (haram). Mereka mengatakan: Kalau seandainya semua orang diharuskan ikut serta dalam pemilu, maka apakah anda ikut memilih atau tidak? Mereka berkata: anda ikut memilih dan pilihlah orang yang paling sedikit keburukannya di antara mereka (para kandidat yang ada). Karena umumnya mereka yang akan dipilih adalah orang-orang yang memasukkkan (mencalonkan) diri mereka dalam pemilihan tersebut. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah radhiallahu ‘anhu:
“Janganlah engkau (berambisi) mencari kepemimpinan, karena sesungguhnya hal itu adalah kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat nanti.” (Gabungan dua hadits shahih riwayat imam al-Bukhari (no. 6248) dan Muslim (no. 1652), dan riwayat Muslim (no. 1825))
Maka orang yang terpilih dalam pemilu adalah orang yang (berambisi) mencari kepemimpinan, padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang (berambisi) mencari kepemimpinan maka dia akan diserahkan kepada dirinya sendiri (tidak ditolong oleh Allah dalam menjalankan kepemimpinannya).” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan lain-lain, dinyatakan lemah oleh syaikh al-Albani dalam “adh-Dha’iifah” (no. 1154). Lafazh hadits yang shahih Riwayat al-Bukhari dan Muslim: “Jika engkau menjadi pemimpin karena (berambisi) mencarinya maka engkau akan diserahkan kepadanya (tidak akan ditolong oleh Allah).”
Allah akan meninggalkannya (tidak menolongnya), dan barangsiapa yang diserahkan kepada dirinya sendiri maka berarti dia telah diserahkan kepada kelemahan, ketidakmampuan dan kesia-siaan, sebagaimana yang dinyatakan oleh salah seorang ulama salaf – semoga Allah meridhai mereka–.
‘Ala kulli hal, mereka berpendapat seperti ini dalam rangka menghindari atau memperkecil kerusakan (yang lebih besar). Ini kalau keadaannya memaksa kita terjeremus ke dalam dua keburukan (jika kita tidak memilih). Adapun jika ada dua orang calon (pemimpin yang baik), maka kita memilih yang paling berhak di antara keduanya.
Akan tetapi jika seseorang tidak mengatahui siapa yang lebih baik (agamanya) di antara para kandidat yang ada, maka bagaimana mungkin kita mewajibkan dia untuk memilih, padahal dia sendiri mengatakan: aku tidak mengetahui siapa yang paling baik (agamanya) di antara mereka. Karena Allah Ta’ala berfirman:

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya.” (Qs. al-Israa’: 36)
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menipu/mengkhianati kami maka dia bukan termasuk golongan kami.” (HSR Muslim (no. 101)). Jika anda memilih orang yang anda tidak ketahui keadaannya maka ini adalah penipuan/pengkhianatan.
Demikian pula, jika ada seorang yang tidak merasa puas dengan kondisi pemilu (tidak memandang bolehnya ikut serta dalam pemilu) secara mutlak, baik dalam keadaan terpaksa maupun tidak, maka bagaimana mungkin kita mewajibkan dia melakukan sesuatu yang tidak diwajibkan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam?!
Maka ‘ala kulli hal, kita meyakini bahwa Allah Ta’ala Dialah yang memilih untuk umat ini pemimpin-pemimpin mereka. Kalau umat ini baik maka Allah akan memilih untuk mereka pemimpin-pemimpin yang baik pula, (sabaliknya) kalau mereka buruk maka Allah akan memilih untuk mereka pemimpin-pemimpin yang buruk pula. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضاً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zhalim itu menjadi pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.” (Qs. al-An’aam: 129)
Maka orang yang zhalim akan menjadi pemimpin bagi masyarakat yang zhalim, demikianlah keadaannya.
Kalau demikian, upayakanlah untuk menghilangkan kezhaliman dari umat ini, dengan mendidik mereka mengamalkan ajaran Islam (yang benar), agar Allah memberikan untuk kalian pemimpin yang kalian idam-idamkan, yaitu seorang pemimpin yang shaleh. Karena Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِم

ْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Dalam ayat ini) Allah tidak mengatakan “…sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada pemimpin-pemimpin mereka”, akan tetapi (yang Allah katakan): “…sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Aku telah menulis sebuah kitab tentang masalah ini, yang sebenarnya kitab ini khusus untuk para juru dakwah, yang mengajak (manusia) ke jalan Allah Ta’ala, yang aku beri judul “Kamaa takuunuu yuwallaa ‘alaikum” (sebagaimana keadaanmu maka begitupulalah keadaan orang yang menjadi pemimpinmu). Aku jelaskan dalam kitab ini bahwa watak para penguasa selalu berasal dari watak masyarakatnya, maka jika masyarakatnya (berwatak) baik penguasanya pun akan (berwatak) baik, dan sebaliknya.
Maka orang-orang yang menyangka bahwa (yang terpenting dalam) masalah ini adalah bersegera untuk merebut kekuasaan, sungguh mereka telah melakukan kesalahan yang fatal dalam hal ini, dan mereka tidak mungkin mencapai hasil apapun (dengan cara-cara seperti ini). Allah Ta’ala ketika melihat kerusakan pada Bani Israil disebabkan (perbuatan) Fir’aun, maka Allah membinasakan Fir’aun dan memberikan kepada Bani Israil apa yang mereka inginkan, dengan Allah menjadikan Nabi Musa ‘alaihissalam sebagai pemimpin mereka. (Akan tetapi) bersamaan dengan itu, kondisi (akhlak dan perbuatan) mereka tidak menjadi baik, sebagaimana yang Allah kisahkan dalam al-Qur’an. Mereka tidak menjadi baik meskipun pemimpin mereka adalah kaliimullah (orang yang langsung berbicara dengan Allah Ta’ala), yaitu Nabi Musa ‘alaihissalam, sebagaimana yang sudah kita ketahui. Bahkan sewaktu Allah berfirman (menghukum) sebagian dari Bani Israil:

كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِين

َ
“Jadilah kamu kera yang hina.” (Qs. al-Baqarah: 65)
Kejadian ini bukanlah di zaman kekuasaan Fir’aun. Akan tetapi hukuman Allah ini (menimpa) sebagian mereka (karena mereka melanggar perintah Allah) ketika mereka di bawah kepemimpinan Nabi Musa ‘alaihissalam dan para Nabi Bani Israil ‘alaihimussalam sepeninggal Nabi Musa ‘alaihissalam, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya Bani Israil selalu dipimpin oleh para Nabi ‘alaihimussalam, setiap seorang Nabi wafat maka akan digantikan oleh Nabi berikutnya.” (HSR al-Bukhari dan Muslim)
Dan hanya Allah-lah yang mampu memberikan taufik (kepada manusia).

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Madinah Nabawiyyah, 15 Rabi’ul awal 1430 H / 11 Maret 2009 M

4/29/2009

Tutorial Apache PHP MySql

Instalasi Apache PHP MySql Server untuk Windows dengan XAMPP

  1. Download Xampp Installer (30MB)
  2. Setelah selesai anda akan mendapatkan file Executable : xampp-win32-1.6.0a-installer.exe
  3. Klik dobel file ini untuk menjalankan instalasi
  4. Akan muncul permintaan pemilihan bahasa –> pilih: English (kecuali anda biasa dng Japan atau deutch)
  5. Klik OK, akan muncul window “welcome to the xamPp 1.06a Setup Wizard”, klik Next
  6. Muncul window “Choose Install Location” –>, pilih direktori tujuan, Defaultnya adalah : C:\Program Files
  7. Klik Nex, muncul window “XAMPP OPTION”, pada SERVICE SECTION:
    Jika windows anda NT, 2000,XP, centang Apache, MySQL, dan Filezilla sebagai Service
  8. Klik Install
  9. Muncul Windows “Installing”,…. tunggu sampai selesai
  10. Klik finish
  11. Muncul window “congrratulations! the Installation was succesfull. Start xampp control Panel?’
  12. Klik Yes untuk men-start XAMPP Control Panel
  13. Perhatikan Windows Control Panel:
  14. Ada tombol start dan Stop untuk Apache, MySql, FileZilla dan Mercury.
  15. Pastikan Apache dan MySQL sudah Running
  16. Selesai Instalasi

Pengecekan Instalasi.

  1. Hasil file Instalasi anda terdapat pada folder yang anda pilih
    Contoh: pada saat instalasi anda memilih folder C:\Program Files, maka hal-hal yang perlu anda ketahui adalah:
    Xampp Control Panel berada di c:\Program Files\Xampp\xampp-control.exe
    Root directory anda berada di c:\Program Files\xampp\htdocs
  2. Pengecekan Server (1) :
    1. Buka Browser anda (mis. IE atau FireFox)
    2. Ketikkan : http://localhost
    3. Bila Server sudah Running maka akan muncul halaman: XAMPP for windows
  3. Pengecekan Server (2):
    Buat di Notepad :

    print “Hello World”;
    phpinfo();
    ?>
    Simpan ke c:\Program Files\xampp\htdocs\HelloWorld.php

    pada browser ketikkan : http://localhost/HelloWorld.php
    Apabila instalasi berhasil, maka pada Browser akan muncul tulisan Hello World dan PHPINFO

  4. Untuk mengubah konfigurasi Server, lokasi PHP.INI terdapat di c:\Program Files\XAMPP\APACHE\BIN\PHP.INI
  5. Semoga bermanfaat

Instalasi Apache PHP MySql Server untuk Linux dengan XAMPP

1. Download Xampp for Linux, berbentuk TAR, simpan misal di /home/Download, DOWNLOAD XAMPP (51MB)

2. Misal akan diinstal di /opt/lampp, maka pada direktori /home/Download ketikkan:

tar -xvfz nama_file_download.tar.gz -C /opt

3. Setelah selesai, masuklah ke : /opt/lampp

4. Ketikkan : ./lampp start, maka Server Apache, PHP dan MySQL anda sudah siap

5. Selesai sudah instalasi.

6. Untuk opsi lain, silakan ketikkan : ./lampp, maka akan muncul option-option diantaranya:

./xampp stop untuk menghentikan semua service

./xampp php5 untuk mengubah ke PHP5

./xampp php4 untuk mengubah ke PHP4

./xampp phpstatus untuk mengetahui PHP yang running PHP4 atau PHP5

./xampp stopmysql untuk menghentikan server MySql saja

./xampp startmysql untuk menstart server MySql

7. Dimana Web Root saya?, root Directory anda berada di : /opt/lampp/htdocs

8. Lakukan pengecekan Server anda seperti di atas (instalasi Windows)

Anda masih belum jelas atau ada pertanyaan, silakan tulis pertanyaan anda di Komentar

Mudah-mudahan bermanfaat.

4/28/2009

Doa untuk Anakku...

Anakku,
Semoga kecintaanku padanya, tak melebihi kecintaanku pada-Mu, ya Allah.
Dengan kecintaan itu pula aku bermohon kepada-Mu ya Allah,
agar Engkau pakaikanlah pada jiwa anakku jubah-jubah
dan pakaian-pakaian dari cahayaMu.
Jadikanlah harta terpendamku adalah keindahanMu yang
memantul dalam rahasia cermin hatinya. Ajarkanlah
kepadanya kebijakan bathin.
Jadikanlah pandangannya semata-mata melihat pada wajah
ilahiyahMu yang berseri-seri.
Berikan kepadanya pengetahuan tentang kebenaran yang tak
tertulis dan tak bersuara, dan jadikanlah lidah bathinnya
terus menerus menyebut namaMu. Letakkanlah dalam
hatinya sebuah rahasia dari rahasiaMu,
yang tak ada yang mengetahuinya melainkan Engkau.
Jadikanlah tempat bersembunyi baginya di bawah kubahMu.
Anugerahkan kepadanya hidung yang mampu mencium wangi kecantikanMu dan mengikutinya. jadikanlah dia penerima pantulan seribu sifatMu.
Genggamlah hati dan jiwanya dalam tanganMu.
Jadikanlah benih di dalam jiwanya ('alam al-anfus) yang di-air-i oleh kebijakanMu.
Jadikanlah kebijakanMu memancar dari hatinya ke lidahnya,
dengan bahasa ruh suci sehingga membuka esensi spiritual yang tersembunyi,
makna bathin melalui refleksi ilham, membuka rahasia alam bathin,
dengan perisai keikhlasan dan kesucian hati.
Masukan dia ke perlindungan dan ke-kariban-anMu,
dan berikanlah padanya rahmat dan hidayah yang belum
pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga,
dan belum pernah terbersit di dalam hati.
Tempatkan dia di tempat yang tidak memiliki akhir dan tak memiliki awal bersamaMu. Walaupun dengan tertatih dan terseok dalam meniti jalan menujuMu.
Agar dia dapat berharap menjadi debu di bawah kakiMu.

Doa untuk anakku (Emha Ainun Najib)

Tuhanku,...

Sebelum anakku sadar akan dirinya

Jadikan antara ia dan musuh-musuhnya dinding yang Kau Jaga

Tetapi sesudahnya, jangan segan kau turunkan ujian

Agar ia gagah dalam melayani kehidupan

Tuhanku

Kokohkan kedua kakinya, yang berdiri di antaranya

Kemerdekaan dan belenggunya

Janganlah Kau manjakan ia,

Janganlah Kau istimewakan kemurahan baginya

Agar ia cepat mengenali dirinya

Dan mengerti bahasa tetangganya.

Hukumlah ia jika meminta kemenangan

Sebab, itu berarti mendoakan kekalahan bagi sesamanya

Tuhanku,

Cambuklah punggungnya, agar tahu bahwa ia butuh kawannya

Untuk melihat punggung yang tampak olehnya

Tuhanku

Semoga atas nama-Mu, ia mampu bergaul dengan-Mu

Amin

Permasalahan Rumah Tangga, Sebuah Kemestian

Penulis: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Zulfa Husein Al-Atsariyyah
Majalah , Vol. II/No. 15/1426 H/2005, Rubrik Mengayuh Biduk, Hal. 60-65.


Beragam persoalan, dari yang ringan hingga yang sifatnya berat, akan selalu mendera setiap rumah tangga. Keluarga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, manusia termulia di muka bumi, juga tak luput dari terpaan ‘badai’ yang menggoncang rumah tangganya. Di sini, jelas dibutuhkan ilmu dalam memecahkan setiap persoalan agar tidak berkembang menjadi prahara yang mengancam keutuhan rumah tangga.

Sedikit sekali rumah tangga yang selamat dari lilitan perselisihan di antara anggotanya, khususnya di antara suami istri. Karena yang namanya berumah tangga, membangun hidup berkeluarga, dalam perjalanannya pasti akan menjumpai berbagai permasalahan, kecil ataupun besar, sedikit ataupun banyak. Permasalahan yang muncul ini dapat memicu perselisihan dalam rumah tangga yang bisa jadi berujung dengan pertengkaran, kemarahan dan keributan yang tiada bertepi, atau berakhir dengan damai, saling mengerti dan saling memaafkan.

Sampai pun rumah tangga orang-orang yang memiliki keutamaan dalam agama ini, juga tidak lepas dari masalah, perselisihan, pertengkaran, dan kemarahan. Namun berbeda dengan orang-orang yang tidak mengerti agama, orang yang memiliki keutamaan dalam agama tidak membiarkan setan menyetir hingga menjerumuskannya kepada apa yang disenangi oleh setan. Bahkan mereka berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari makar setan, berusaha memperbaiki perkara mereka, menyatukan kembali kebersamaan mereka dan menyelesaikan perselisihan di antara mereka.

Rumah tangga yang mulia lagi penuh barakah, yang dibangun oleh seorang hamba termulia, kekasih Allah Subhanahu wa Ta’ala, Muhammad bin Abdillah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, juga tak lepas dari kerikil-kerikil yang menyandung perjalanannya, sampai beliau pernah bersumpah untuk tidak mendatangi istri-istri beliau selama sebulan karena marah kepada mereka. Berikut ini petikan kisahnya:

Abdullah bin ‘Abbas Radhiallahu ‘anhuma bertutur: “Aku sangat ingin bertanya kepada ‘Umar ibnul Khaththab tentang siapa yang dimaksud dua wanita dari kalangan istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang Allah Subhanahu wa Ta’ala nyatakan dalam firman-Nya:

“Jika kalian berdua bertaubat kepada Allah, maka sungguh hati kalian berdua telah condong untuk menerima kebenaran. Dan jika kalian berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan begitu pula Jibril dan orang-orang mukmin yang baik. Dan selain dari itu, malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.” (At-Tahrim: 4)

Namun aku tidak sanggup melontarkan pertanyaan karena segan terhadapnya hingga akhirnya ‘Umar berhaji dan aku pun berhaji bersamanya. Dalam perjalanan, ‘Umar berbelok menuju suatu tempat untuk buang hajat. Aku pun mengikutinya dengan membawakan bejana kecil dari kulit yang berisi air. Seusai buang hajat, aku menuangkan air di atas dua telapak tangannya, lalu ia pun berwudhu. Kemudian aku berjalan bersamanya dan kesempatan itu kugunakan untuk bertanya: “Wahai Amirul Mukminin, siapakah dua wanita dari istri-istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang Allah Subhanahu wa Ta’ala nyatakan dalam firman-Nya:
“Jika kalian berdua bertaubat kepada Allah, maka sungguh hati kalian berdua telah condong untuk menerima kebenaran.” (At-Tahrim: 4)

“Alangkah anehnya engkau ini, wahai Ibnu ‘Abbas!1 Keduanya adalah ‘Aisyah dan Hafshah,” jawab ‘Umar.
Ibnu ‘Abbas berkata: “Demi Allah, sejak setahun lalu aku ingin bertanya kepadamu tentang hal ini namun aku tidak sanggup menanyakannya karena segan terhadapmu.”

“Jangan berbuat demikian. Apa yang engkau yakini aku memiliki ilmu tentangnya maka tanyakanlah. Bila memang aku mengetahuinya, aku akan beritakan kepadamu,” kata ‘Umar.

‘Umar pun menceritakan kejadian yang menjadi sebab turunnya ayat tersebut. “Aku dan tetanggaku dari kalangan Anshar berada di tempat Bani Umayyah bin Zaid, mereka termasuk penduduk daerah yang dekat dengan kota Madinah. Kami bergantian menghadiri majelis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, sehari giliranku, hari berikut gilirannya. Bila tiba giliranku, akupun mendatangi tetanggaku tersebut untuk menceritakan berita yang kudapat pada hari itu berupa wahyu atau yang lainnya. Bila tiba gilirannya, ia pun melakukan hal yang sama. Dan kami orang-orang Quraisy menguasai istri-istri kami dan dahulu kami tidak pernah menyertakan mereka dalam urusan kami. Ketika kami datang (ke Madinah) dan tinggal di kalangan orang-orang Anshar, kami dapatkan mereka itu dikalahkan istri-istri mereka. Maka mulailah istri-istri kami mengambil adab wanita-wanita Anshar. Suatu hari aku menghardik istriku dan bersuara keras padanya, ia pun menjawab dan mendebatku. Ia juga ikut-ikutan dalam urusanku dengan mengatakan: “Seandainya engkau melakukan ini dan itu.” Maka aku mengingkari perbuatannya yang demikian.

1 ‘Umar heran dengan Ibnu ‘Abbas, kenapa hal yang ditanyakannya itu belum diketahuinya, padahal ia begitu terkenal dengan pengetahuannya dalam tafsir dan terdepan dalam ilmu dibanding yang lainnya. Atau ‘Umar heran dengan semangat Ibnu ‘Abbas untuk mengetahui cabang-cabang ilmu tafsir sampaipun pengetahuan tentang mubham (Fathul Bari, 9/338). Pengertian mubham sendiri adalah orang yang tidak disebutkan namanya. orang Anshar, kami dapatkan mereka itu dikalahkan istri-istri mereka. Maka mulailah istri-istri kami mengambil adab wanita-wanita Anshar. Suatu hari aku menghardik istriku dan bersuara keras padanya, ia pun menjawab dan mendebatku. Ia juga ikut-ikutan dalam urusanku dengan mengatakan: “Seandainya engkau melakukan ini dan itu.” Maka aku mengingkari perbuatannya yang demikian.

“Mengapa engkau mengingkari apa yang kulakukan, sementara demi Allah, istri-istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sendiri mendebat beliau, sampai-sampai salah seorang dari mereka memboikot beliau dari siang sampai malam,” kata istriku.

Berita itu mengejutkan aku, “Sungguh merugi orang yang melakukan hal itu dari kalangan mereka,” kataku kepada istriku. Lalu kukenakan pakaian lengkapku dan turun menemui Hafshah, putriku.

“Wahai Hafshah, apakah benar salah seorang kalian ada yang marah kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dari siang sampai malam?” tanyaku.

“Iya,” jawab Hafshah.

“Sungguh merugi yang melakukan hal itu,” tanggapku, “Apakah kalian merasa aman dari kemurkaan Allah karena kemarahan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, hingga engkau pun binasa? Jangan engkau banyak menuntut kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, jangan engkau mendebat beliau dalam sesuatu pun dan jangan memboikotnya. Minta saja kepadaku apa yang ingin kamu minta dan jangan menipumu dengan keberadaan madumu yang lebih cantik darimu dan lebih dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.” Yang dimaksud adalah ‘Aisyah.

‘Umar melanjutkan ceritanya: “Telah menjadi perbincangan di antara kami bahwa Ghassan memakaikan ladam pada kuda-kudanya sebagai persiapan untuk memerangi kami. Suatu ketika turunlah temanku Al-Anshari itu pada hari gilirannya menuju ke majelis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Di waktu Isya ia kembali kepada kami lalu mengetuk pintuku dengan keras seraya berkata: “Apakah ‘Umar ada di dalam?” Aku terhentak dan bergegas keluar menemuinya.

“Hari ini sungguh telah terjadi perkara yang besar,” katanya.

“Apa itu? Apakah Ghassan telah datang?” tanyaku.

“Bukan, bahkan lebih besar dan lebih menghebohkan daripada itu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah menceraikan istri-istrinya,” katanya.

“Betapa meruginya diri Hafshah, sungguh sebelumnya aku telah menduga hal ini akan terjadi,” kataku.

Aku pun mengenakan pakaian lengkapku. Pagi harinya aku menunaikan shalat subuh bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Setelahnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam masuk ke masyrubah2 beliau dan menyendiri di dalamnya. Aku masuk ke rumah Hafshah, ternyata ia sedang menangis, “Apa yang membuatmu menangis?” tanyaku. “Bukankah aku telah memperingatkanmu akan hal ini, apakah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah menceraikan kalian?”

“Aku tidak tahu, di sana, di masyrubah beliau memisahkan diri dari kami,” jawab Hafshah.

Aku keluar dari rumah Hafshah dan mendatangi mimbar masjid, ternyata di sana ada sekumpulan orang, sebagian mereka sedang menangis. Sejenak aku duduk bersama mereka, kemudian perasaan hatiku menguasaiku hingga aku bangkit dari tempat tersebut menuju masyrubah yang di dalamnya ada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Aku berkata kepada Rabah budak hitam milik Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Minta izinkan ‘Umar untuk masuk menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.” Maka masuklah Rabah lalu berbicara kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, kemudian ia kembali menemuiku seraya berkata: “Aku telah berbicara kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan menyebutkan permintaanmu namun beliau hanya diam.”

Aku pun berlalu dari tempat tersebut hingga akhirnya aku duduk bersama sekumpulan orang yang ada di sisi mimbar, namun kemudian perasaan hatiku menguasaiku hingga aku kembali menuju ke masyrubah tersebut dan kukatakan kepada Rabah, “Mintakan izin bagi ‘Umar untuk masuk.”
Rabah pun masuk lalu kembali menemuiku seraya berkata: “Aku telah menyampaikan permintaanmu namun beliau tetap diam.”
Aku kembali lagi duduk bersama sekumpulan orang di sisi mimbar, namun sekali lagi perasaan hatiku mengalahkanku, hingga aku mendatangi Rabah dan berkata: “Mintakan izin bagi ‘Umar untuk masuk.”

Rabah pun masuk ke dalam masyrubah, kemudian keluar lagi seraya berkata: “Aku telah sebutkan permintaanmu namun beliau diam saja.”

Maka ketika aku berbalik untuk berlalu dari tempat itu, budak tersebut memanggilku, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah mengizinkanmu,” katanya.

Aku masuk menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, ternyata aku dapati beliau tengah berbaring di atas tikar tipis tanpa dialasi kasur sehingga tampak bekas-bekas kerikil di rusuk beliau, dalam keadaan beliau bertelekan di atas bantal dari kulit yang telah disamak, yang diisi dengan sabut. Aku ucapkan salam kepada beliau, kemudian aku berkata dalam keadaan tetap berdiri; “Wahai Rasulullah, apakah engkau telah menceraikan istri-istrimu?”
Beliau mengangkat pandangannya ke arahku, “Tidak,” jawab beliau
“Allahu Akbar,” seruku.

Kemudian aku berkata untuk menyenangkan hati beliau dalam keadaan aku tetap berdiri, “Wahai Rasulullah, kita dulunya orang-orang Quraisy mengalahkan dan menguasai istri-istri kita. Ketika kita datang ke Madinah ternyata orang-orangnya dikalahkan oleh istri-istri mereka.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tersenyum mendengar penuturanku.

“Wahai Rasulullah, seandainya engkau melihatku masuk menemui Hafshah, kukatakan kepadanya: “Jangan menipumu dengan keberadaan madumu yang lebih cantik darimu dan lebih dicintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam -yakni ‘Aisyah,” lanjutku. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tersenyum lagi. Maka ketika melihat beliau telah tersenyum, aku pun duduk. Aku memandang isi masyrubah beliau, maka demi Allah tidak ada sesuatu pun di tempat itu kecuali tiga kulit yang belum disamak.

“Wahai Rasulullah, mohon berdoalah engkau kepada Allah agar memberikan keluasan dan kelapangan bagi umatmu, karena Persia dan Romawi telah dilapangkan dunia mereka dan mereka diberi kenikmatan dunia padahal mereka tidak beribadah kepada Allah,” kataku.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam duduk setelah sebelumnya beliau bertelekan di atas bantal seraya berkata: “Apakah engkau ragu, wahai Ibnul Khaththab, bahwa kelapangan di akhirat lebih baik daripada kelapangan di dunia? Mereka itu adalah orang-orang yang disegerakan kebaikan/ kesenangan mereka dalam kehidupan dunia ini.”

“Wahai Rasulullah, mintakanlah ampun untukku,” kataku.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memisahkan diri dari istri-istri beliau selama 29 malam dikarenakan rahasia beliau yang disebarkan oleh Hafshah kepada ‘Aisyah3, beliau menyatakan: “Aku tidak akan masuk menemui mereka selama sebulan.” Beliau sangat marah terhadap mereka karena merekalah yang menyebabkan Allah Subhanahu wa Ta’ala mencela beliau.

3 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istrinya suatu peristiwa. Maka ketika istrinya itu mengabarkan rahasia tersebut (kepada istri yang lain)….” (At-Tahrim: 3)
Mayoritas ahli tafsir berkata bahwa istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang dimaksud dalam ayat adalah Hafshah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah menyampaikan satu rahasia kepadanya dan memintanya agar tidak memberitahukan kepada seorang pun. Ternyata Hafshah menceritakan rahasia tersebut kepada Aisyah Radhiallahu ‘anha. (Taisir Al-Karimir Rahman, hal. 873)

4 Allah Subhanahu wa Ta’ala mencela Khalil-Nya yang mulia Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ketika beliau mengharamkan dirinya untuk menyentuh budak wanitanya bernama Mariyah atau ketika beliau mengharamkan dirinya minum madu, karena memperhatikan perasaan sebagian istrinya, sebagaimana kisahnya ma’ruf (dalam kitab-kitab tafsir dan selainnya, pen). Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat-Nya:


“Wahai Nabi, mengapa engkau mengharamkan apa yang Allah halalkan bagiku karena engkau ingin mencari keridhaan istri-istrimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sungguh Allah telah mewajibkan kalian untuk membebaskan diri dari sumpah kalian….” (At-Tahrim: 1)

‘Umar berkata: “Wahai Rasulullah, apa yang menyusahkanmu dari perkara wanita? Bila engkau menceraikan mereka, maka sungguh Allah bersamamu, para malaikatnya, Jibril dan Mikail. Aku, Abu Bakar dan kaum mukminin pun bersamamu.”

Ketika telah lewat waktu 29 malam, beliau pertama kali masuk menemui ‘Aisyah. “Wahai Rasulullah, bukankah engkau telah bersumpah untuk tidak masuk menemui kami selama sebulan, sementara waktu yang kuhitung baru berjalan 29 malam,” tanya ‘Aisyah mengingatkan beliau.

“Bulan ini lamanya 29 malam,” jawab beliau.

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat takhyir5, ‘Aisyah-lah yang paling pertama dari istri beliau yang beliau tawarkan pilihan maka ‘Aisyah memilih tetap bersama beliau. Setelahnya beliau pun memberikan pilihan kepada istri-istri beliau yang lain maka mereka semuanya mengucapkan seperti yang diucapkan ‘Aisyah (semuanya memilih tetap bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam).” (HR. Al-Bukhari no. 4913, 5191 dan Muslim no. 1479)

Pertikaian pun pernah terjadi dalam rumah tangga putri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, Fathimah Az-Zahra Radhiallahu ‘anha, seorang yang dikabarkan sebagai tokoh wanita ahlul jannah. Rumah tangga Fathimah dengan Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘anhu, seorang yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dan Allah dan Rasul-Nya pun mencintainya.6 Ali pernah marahan dengan istrinya dan setelahnya ia keluar dari rumah menuju masjid dan tidur di sana.

Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi Radhiallahu ‘anhu berkata: “Nama yang paling disukai oleh Ali Radhiallahu ‘anhu adalah Abu Turab. Dia senang sekali bila dipanggil dengan nama yang diberikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam itu. Suatu hari Ali marah kepada Fathimah, maka ia pun keluar dari rumah menuju masjid dan berbaring di sana. Bertepatan dengan kejadian tersebut Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam datang ke rumah putrinya, Fathimah, namun beliau tidak mendapatkan Ali di rumah.

5 Yaitu ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Jika Nabi menceraikan kalian, mudah-mudahan Rabbnya akan menggantikan untuknya istri-istri yang lebih baik daripada kalian… (At-Tahrim: 5)
Yakni janganlah kalian mengangkat diri kalian di hadapan beliau, karena jika beliau menceraikan kalian tidaklah berat/ sempit perkaranya bagi beliau dan tidaklah beliau dipaksa untuk terus bersama kalian. Bahkan beliau akan dapatkan pengganti kalian dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan kepada beliau istri-istri yang lebih baik daripada kalian, baik dalam hal agama maupun dalam keelokan paras. (Taisir Al-Karimir Rahman, hal. 873)

6 Sebagaimana diberitakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam peristiwa perang Khaibar:
“Aku sungguh akan memberikan bendera ini besok kepada seseorang yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya -atau beliau mengatakan: dia mencintai Allah dan Rasul-Nya-. Allah akan membukakan kemenangan melalui kedua tangannya…..” (HR. Al-Bukhari no. 3702 dan Muslim no. 2407). Dalam riwayat Muslim (no. 2404) disebutkan: …seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan Allah dan Rasul-Nya pun mencintainya….” Dan ternyata keesokan harinya Ali-lah yang diserahi bendera tersebut.



“Di mana anak pamanmu itu?” tanya beliau.
“Telah terjadi sesuatu antara aku dengan dia, dia pun marah padaku lalu keluar dari rumah. Dia tidak tidur siang di sisiku,” jawab Fathimah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata kepada seseorang: “Lihatlah (cari) di mana Ali.”

Orang yang disuruh itupun datang dan memberi kabar: “Wahai Rasulullah! Dia ada di masjid sedang tidur.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mendatangi Ali yang ketika itu sedang berbaring. Beliau dapatkan rida`-nya telah jatuh dari punggungnya sehingga pasir mengenai punggungnya. Mulailah beliau mengusap pasir tersebut dari punggung Ali seraya berkata: “Duduklah, wahai Abu Turab. Duduklah wahai Abu Turab!” (HR. Al-Bukhari no. 3703 dan Muslim no. 2409)

Demikian perselisihan yang pernah terjadi dalam rumah tangga orang-orang yang mulia, sengaja kami paparkan dengan tujuan agar mereka yang akan membangun mahligai rumah tangga atau telah menjalaninya, menyadari bahwa tidak ada rumah tangga yang lepas dari problema sehingga mereka bersiap-siap dan tidak kaget ketika problem itu datang menghadang. Dan agar mereka tidak terlalu muluk-muluk dalam angan-angan mereka tentang kehidupan berumah tangga7, selalu indah bak bunga-bunga di taman yang bermekaran dengan beragam warna, menampakkan keindahan yang mempesona dan menebarkan aroma yang harum semerbak!!! Rumah tangga tanpa masalah, tanpa problema, tanpa ganjalan, tanpa pertikaian, selalu sejalan, seia sekata, sepakat tanpa pernah ada perbedaan!!! Padahal bayangan ini sesuatu yang teramat langka untuk didapatkan pada sebuah rumah tangga di dunia… Sesuatu yang bisa dikatakan mustahil untuk sebuah akad yang dijalin dengan seorang anak Adam yang senantiasa punya salah, sebagaimana kata Rasul yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

“Setiap anak Adam itu banyak bersalah. Dan sebaik-baik orang yang banyak bersalah adalah orang-orang yang mau bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi no. 2616. Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihul Jami’ no. 4514 mengatakan: “(Hadits ini) hasan.”)

Masalah mesti akan dijumpai antara suami istri. Dan ketika masalah itu bergulir di antara keduanya semestinya keduanya berusaha mencari jalan penyelesaian, memperbaiki keadaan, dan menutup pintu rapat-rapat (dari campur tangan orang yang tidak berkepentingan). Bila seorang suami marah atau seorang istri sedang emosi, hendaklah keduanya berlindung kepada Allah ’Azza wa Jalla dari gangguan setan yang terkutuk, lalu bangkit berwudhu dan shalat dua rakaat. Bila salah satu dari keduanya (yang sedang marah, terbawa emosi) dalam keadaan berdiri maka hendaklah ia duduk, bila sedang duduk maka hendaklah ia berbaring. Atau salah seorang dari keduanya menghadap pasangannya, memeluknya dan meminta maaf bila memang ia bersalah melanggar hak pasangannya, dan yang dimintai maaf hendaklah lapang dada dengan memberi maaf karena mengharapkan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Fiqhut Ta’ammul Bainaz Zaujain, hal. 37)

7 Yang akhirnya berujung dengan kekecewaan

Tidak sepantasnya ketika ada masalah dengan suami, seorang istri ngambek minta pulang ke rumah orang tuanya. Atau yang lebih parah lagi si istri minggat dari rumahnya, tanpa izin suami tentunya. Padahal di antara hak suami yang harus ditunaikan istri, si istri tidak boleh keluar dari rumah suaminya kecuali dengan izinnya8.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata: “Tidak halal bagi seorang istri keluar dari rumahnya kecuali dengan izin suami dan tidak halal bagi seorang pun mengambil istri seseorang dan menahannya dari suaminya, sama saja baik karena si istri tersebut seorang perawat, atau seorang bidan atau profesi lainnya. Bila istri tersebut keluar dari rumah suami tanpa izinnya, maka ia telah berbuat nusyuz9, bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya dan ia pantas mendapatkan hukuman.” (Majmu’ Al-Fatawa, 32/281)

Dengan demikian, bila ada permasalahan rumah tangga, seharusnya suami dan istri berusaha menyelesaikannya berdua bila memang masalahnya bisa diselesaikan berdua. Ibaratnya “tutup pintu rapat-rapat” dari masuknya pihak ketiga dan jangan sampai orang lain tahu masalah tersebut. Jangan tergesa-gesa melibatkan pihak luar, orang tua misalnya, karena dapat memperkeruh suasana, bukan memperbaiki keadaan. Melibatkan orang tua, apatah lagi orang tua yang masih awam, tidak memiliki pandangan dalam agama, belum tentu menyelesaikan masalah, malah bisa menambah panas dan keruhnya permasalahan. Terkecuali orang tua itu seorang yang arif, paham agama dan pandangannya lurus, barulah memungkinkan masalah yang ada diangkat padanya bila memang sepasang suami istri tidak bisa lagi menyelesaikannya berdua.

Sebagai akhir, hendaklah sepasang suami istri selalu bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam seluruh keadaan mereka, di mana pun mereka berada10 dan hendaklah keduanya melazimi (selalu) ketaatan kepada-Nya. Ketahuilah, dengan takwa segala masalah akan mendapatkan pemecahannya, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Benar janji-Nya telah berfirman dalam Tanzil-Nya:

8 Al-Imam Al-Bukhari Rahimahullah membuat satu bab dalam kitab Shahih-nya dengan judul: Isti‘dzanul Mar‘atu Zaujaha fil Khuruj ilal Masjid wa Ghairi (Permintaan izin istri kepada suaminya untuk keluar menuju masjid atau yang selainnya). Kemudian beliau Rahimahullah membawakan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:
“Apabila istri minta izin kepada salah seorang dari kalian untuk keluar menuju masjid, maka janganlah ia mencegahnya.” (Hadits no. 5238)

9 Lihat pembahasan nusyuz dalam Syariah Vol. I/No. 04/Juli 2003/Jumadil Ula 1424 H, hal. 58-60

10 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berpesan:


“Bertakwalah engkau kepada Allah di mana pun engkau berada.” (HR. At-Tirmidzi, dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi, 2/1618, dan Al-Misykat no. 5083)

“Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan jalan keluar baginya.” (Ath-Thalaq: 2)

Dan firman-Nya:
“Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (Ath-Thalaq: 4)
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

4/24/2009

Mencuri Shalat

''Sejahat-jahat pencuri adalah orang yang mencuri
dari shalatnya. Para sahabat nabi bertanya, 'Wahai
Rasulullah, bagaimana ia mencuri dari shalatnya?'
Beliau menjawab, [Ia] tidak menyempurnakan ruku dan
sujudnya.'' (HR Ahmad).

Suatu hari, seusai shalat berjamaah, Rasulullah
duduk bersama para sahabatnya di salah satu sudut
masjid. Tiba-tiba datang seorang laki-laki ke sebuah
sudut lain dan langsung mengerjakan shalat
sendirian. Dalam shalatnya orang itu ruku dan sujud
dengan cara mematuk (sebentar-sebentar) karena
terburu-buru.

Melihat hal itu, kemudian Rasulullah berkata kepada
para sahabatnya, ''Apakah kalian menyaksikan orang
ini? Barang siapa meninggal dalam keadaan
[shalatnya] seperti ini, maka ia meninggal di luar
agama Muhammad.''

Nabi Saw kemudian meng-qiyas-kan (memperumpamakan)
orang itu seperti burung gagak yang sedang mematuk
darah dan seperti orang lapar yang hanya makan
sebutir atau dua butir kurma. ''Bagaimana ia bisa
kenyang?'' tanya beliau.

Sikap terburu-buru dalam shalat, hingga merusak
gerakan dan makna shalat, menurut Muhammad Shalih
Al-Munajim termasuk perbuatan dosa. Hal itu sama
saja dengan memusnahkan thuma'ninah 'tenang/diam
sejenak' yang merupakan salah satu rukun shalat.
Padahal, tidak ada shalat tanpa melengkapi
rukun-rukunnya.

Jadi, dengan tidak dipenuhinya thuma'ninah, shalat
bukan sekadar tidak sah, tetapi shalat itu dianggap
tidak ada. Allah bahkan mengancam orang-orang yang
shalatnya seperti itu dengan kutukan bahwa mereka
akan celaka. Pasalnya, dengan meninggalkan hal
tersebut (thuma'ninah), mereka sudah lalai dalam
shalat (QS Al-Ma'un: 4).

Mengapa Allah dan nabi saw sedemikian mencela dan
mengancam perbuatan itu, sampai disamakan dengan
mencuri? Sebab, shalat adalah hubungan batin antara
hamba dan Allah yang sangat sakral. Hubungan khusus
itu mengandung makna penghambaan dan penghormatan
kepada Sang Pemilik Kehidupan, Allah yang mahaagung.

Membuang thuma'ninah merupakan bukti bahwa orang
yang melakukan shalat itu tidak sungguh-sungguh
dalam melakukan penghormatan terhadap Tuhan, bahkan
hal itu juga termasuk penghinaan.
Dalam hubungan antarsesama manusia saja terdapat
hukum sopan santun, terutama terhadap yang lebih
tinggi kemuliaannya, apalagi terhadap Tuhan yang
telah memberikan kepada manusia segala kenikmatan.

4/06/2009

Menghitung Biaya Desain-2

Untuk metode ke 2, lebih menerapkan perhitungan bisnis, dan sangat personal, karena bisa terselip target2 pribadi di sini.

Komponen terpenting dalam penghitungan biaya jasa desain metode 2
  1. Indeks / standar harga per jam kerja.
  2. Tahapan kerja dan proses kreatif.
  3. ROI (Return of Investment), balik modal.
Ini kisah tentang si Ahmad, sekali lagi gw gak bermaksud nyindir2 member milis. Ahmad selepas D3 desain grafis dapet panggilan kerja untuk ngedesain di Irian Jaya, di puncak gunung dengan fasilitas internet yang ngebut banget karena pake satelit. Ahmad lagi video chat sama bokapnya. Gini ceritanya:

Ahmad bilang ke bokapnya kalo dia mau balik aja ke Jakarta biar deket sama bininya sekaligus deket sama sumber perputaran uang. Ahmad lagi nego supaya dapet hibah duit untuk memulai usaha desain grafis. Ini yang diajukan Ahmad:
  1. 1Unit PC dual core, RAM 2 Gb, 21" LCD widescreen: Rp. 8jt.
  2. 1 Unit PC PIII seken untuk administrasi, Rp. 2jt.
  3. 1 Unit macbook buat presentasi (biar gengsi) Rp. 10jt
  4. Printer warna plus laserjet, Rp. 2jt
  5. Scanner, Rp. 1,2jt
  6. Seperangkat meja kursi Rp. 3jt

    Total Rp. 26,2jt

"Gak mahal kok Pa, cuma 30jt. Mana ada usaha jaman sekarang cuma modal 30jt" kata Ahmad.
"Enak aje lu,..emang usaha cukup segitu doang kebutuhannya? Lu mau kerja di mana? Gw gak mau lu kerja dirumah ntar lu nebeng listrik ama telpon, gw juga yang bayar!"
Galak banget emang si Papanya Ahmad.," Hitung lagi!"


Ahmad berhitung lagi:

  1. Kontrak rumah buat kerja: Rp. 2,5jt sebulan, kali2 gak ada order selama 3 bulan, Ahmad ngajuin 3x2,5jt, =Rp. 7,5jt.
  2. Takut kewalahan harus kerja sendiri, takut juga gak bisa cari order banyak, Ahmad nambahin biaya staf admin, sekaligus tukang ketik, jualan, jaga kantor, bikinin kopi. Gaji 1,5jt kayaknya cukup. 3bulan x 1,5jt = Rp. 4,5jt.
  3. Berhubung si Papa perhitungan, biaya bensin mobil sama motor buat operasional mesti diitung juga: kira2 buat 3 bulan Rp. 5jt.
  4. Biaya listrik, biaya internet, uang saku,...di sini Ahmad mulai pusing dan ragu, apakah Papanyamau ngasih duit, karena setelah dihitung2 bagian ini hampir 10 juta sendiri.
  5. Ahmad mulai mikir2 mesti cari staf yang sehat, gak perokok, gak maen cewek / cowok, alim, rajin gak suka ngebut, soalnya Ahmad takut, kalo stafnya sakit n kenapa2, mesti bantu duit juga. Sekali lagi Ahmad mikir, mending jadi pegawai aja kali,...aduh.

"BUZZ" Papanya Ahmad ngebuzz,..heh, masih di situ gak? Berapa totalnya..?"
Total: 26,2 + 27 = Rp. 53.2 jt.


"60 juta, Pa," Kata Ahmad.
"Biaya kuliah udah lu itung blom"
"Wah, masa diitung sih Pa...?"
"Iya dong,..lu pikir itu bukan duit? Lu itung biaya kuliah, plus biaya2 kursus yang lu ikutin. Sapa suruh kuliah di UDH Karangwaci, pake kursus segala di RG!"


Aduh, pusing gak tuh,..biaya kuliah hampir 200jutaan termasuk uang pangkal.
Jadi total Rp. 260jt.

"Gini, Papa pinjemin 70jt, hitung sama kuliah, trus tentuin lu mau balik modal kapan?" Astaga, si Papa itung2an bisnis sama anaknya.

Alot juga,..akhirnya sepakat balik modal (ROI) dalam 3 tahun.

Sekarang kita hitung indeks jam kerja si Ahmad:
Investasi: Rp. 260 jt.
260jt : 3th : 12 bulan : 22 hari kerja : 8 jam = Rp. 41.000,- /jam.

Ahmad dapet proyek flyer juga
Rupanya Ahmad juga dipanggil buat ngerjain flyer yang sama dengan Indra (lihat artikel bagian 1) Ck..ck..flyer aja dipitching..! Ahmad juga punya tahapan kerja yang sama dengan Indra, jadi harga yang diajukan adalah:

70 jam x Rp. 41.000 = Rp. 2.870.000,-

4/05/2009

Menghitung Biaya Desain-1

Miliser,

Gw coba merinci cara perhitungan harga desain. Cara ini bisa dipakai untuk menghitung semua jasa desainer, baik sekedar retouching foto, publishing item sampe ke corporate identity.

Komponen terpenting dalam penghitungan biaya jasa desain:

  1. Indeks / standar harga per jam kerja.
  2. Tahapan kerja dan proses kreatif.

Berdasarkan indeks / standar harga per jam kerja
Si Indra,..(bukan Indra Widjono) baru aja lulus Fakultas Desain di Jakarta. Indra sedang melamar kerja dan mengetahui bahwa rata-rata gaji seorang desainer baru lulus adalah antara Rp. 1,2 hingga 2jt. Berapa index per jam kerja Indra?

Kita anggap Indra berangan-angan bergaji 2jt sebulan:

  • Jam kerja: 8 jam perhari (minus istirahat)
  • Jumlah hari kerja sebulan: 22 hari.
  • Jadi index per jam kerja Indra: Rp. 2.000.000 : 8 : 22 = Rp. 11.363,-
  • Kita bulatkan aja biar gampang: Rp. 12.000,-
  • (btw,..kalo lu gak suka matematika, sebaiknya jangan coba-coba jadi desainer pro.!)
  • Kita tetapkan indeks per jam kerja Indra adalah Rp. 12.000,-


Contoh Kasus

Suatu ketika Indra dapet order bikin flyer, wah 1st customer, harus dipuasin banget nih, soalnya ngarepin ordernya bakalan kontinyu..(harapan semua desainer pro,..ha..ha..) Oh ya, pro di sini bukan berarti jago ya, tapi kerja ngedesain buat cari duit.

Si klien mulai ngejelasin konten flyernya:

  1. Ada logo, tapi harus diredraw dulu (nge-path bo').
  2. Tulungin yak, cariin foto buat bekgron
  3. Oh iya, teksnya ada nih di ms. word tapi blom lengkap, nih saya kasih printnya.
  4. Nah gini mas, bos saya maunya kamu kasih beberapa alternatif, yah biar seneng aja bos saya, nanti kerjaannya kontinyu lho, kita juga mau bikin bla.bla..bla..(sebagai desainer, lu seneng gak denger kayak beginian,..gw sih udah kebal dah,..keseringan klien ngomong gini..sebenernya sih minta diservice dan diskon aja,...tapi ada kok yg beneran kontinyu, saya gak nyindir Mbak Kitty lho,..he..he..)
  5. Oh ya mas Indra,..bos saya tuh gaptek gak bisa buka imel, jadi nanti desainnya di print aja, anter aja ke kantor ya,..saya tunggu lho.

Pertanyaan, berapa harga desain yang harus diajukan?

Gini cara menghitungnya:
Tahap I: Rencana kerja dan proses kreatif:

  1. Redraw logo: 3 jam
  2. Browsing cari bekgron: 3 jam
  3. Ngetik teks: 1 jam (padahal sih cuma 15 menit)
  4. Mikirin konsep: 4 jam
  5. Bikin sketsa desain: 4 jam
  6. Mulai ngelayout: 1 alternatif 4 jam, 3 alternatif berarti 12 jam
  7. Ngeprint kalo gak ada eror: 1 jam
  8. Abis diprint merasa gak sreg, bikin revisi dulu: 2 jam
  9. Ngeprint lagi dan nempelin ke karton hitam biar keren
    kalo diprensentasi-in: 2 jam
  10. Lama perjalanan ke klien: 2 jam pp

Total jam kerja Tahap 1, Pengajuan Desain: 34 jam

Eit, blom selesai nih,..ada lagi, kalo ada revisi:

2. Tahapan revisi

  1. Desain terpilih ada 2, minta dikombinasi: 6 jam.
  2. Ngeprint lagi: 2 jam
  3. Balik lagi ke klien: 2 jam
  4. TOTAL 1 kali revisi: 10 jam. Berapa kali kemungkinan revisi?
    Misalnya 3 kali: Total 30 jam.

Total tahap 2, Revisi: 30 jam

Eiiitt,..masih ada lagi: Nyiapin data separasi / FA

3. Tahapan penyiapan data FA / separasi

  1. Cek warna desain yang sudah dipilih: 1 jam
  2. Cek kualitas foto2 yang digunakan: 1 jam
  3. Proses postcript file: 1/2 jam
  4. Proses ke PDF high quality: 1/2 jam
  5. Burning ke CD: 1/2 jam
  6. Final print: 1/2 jam
  7. Anter lagi ke klien: 2 jam

Tahap 3, Pra-Cetak: 6 jam.
(Nah,..lu pikir gampang jadi desainer pro..? Ha..ha..)


JADI TOTAL JAM KERJA ADALAH: 70 jam,
dikalikan indeks per jam kerja Indra: Rp. 12.000,- = Rp. 840.000,-



Pantes kan? Itu METODE 1 menghitung harga untuk pengajuan desain 3 alternatif sudah termasuk data FA / Separasi.

3/17/2009

Kecelakaan Laptop

Minggu ini sepertinya hari yang membingungkan buat ibu n ayah..tiba2 serasa mimpi laptop vaio yang dipinjam dari kantor ibu ...suddenly crash pada layar monitornya..adududuuduud...ayah sampe blg.."bu..niy mimpi yaaaa..."..sayangnya ini beneraaann...hiksss...semalaman kita gak bisa tidur...OMG..hrs ngomong apa niy di ktr..jujur ato boong..pilihan yg sulit bgt khaaann..kl jujur konsekuensi nya kayanya berat bgt tuh...kl boong..wow..menggoda bgt buat itu..tp kl akhirnya ketauan jg gmn tuuuchh...bakal jd bahan gosippp ...huuuuhhhhu

Senin pagi ..di kereta ayah ud wanti2...yowes..ibu ngomongin yg sebenernya...jujur lbh baik..apa konsekuensi nya pasti bs diomongin...trus ngomong nya mesti jelas..n mang ngaku salah...deggg..ngedengernya ajah ud bikin nervous...

nyampe ktr...dgn nguat2in diri..ibu ngadep ke kadiv nya bag umum...berusaha pasang muka memelas..blg..ibu..saya ud bikin kelalaian..tiba2 laptop yg saya pinjem monitor nya crash..saya gak ngerti knp...dug dug dug..jantung kayanya mo lompat deh sambi ngomong kaya gitu...trus si bu kadiv nya nanya..mana laptop nya...yaud..ibu bawa donk ke dia..ibu buka laptop..kasi liat...n..dia aga2 bingung...gitu...trus nanya gmn kronologinya...trus dia panggil lah staf perlengkapan n nanya niy laptop msh ada garansi ga....n mrk sibuk diskusi..bla bla bla...wadduuuhh..otak ibu serasa berkabut deh dengerinnya...trussss...jeda beberapa lama...si ibu kadiv blg..ini kayanya parah dehh..kamu bikin berita acara aja..diketahui ma kadiv kamu..trus..nanti apa konsekuensi nya akan kita bicarakan...OMG..jantung ibu kaya mo meledak dehhh...ibu cma bs blg..ok saya akan buat yg diminta..

nyampe meja ibu ...cma bs bengong...td itu suatu kebenaran ato kesalahan yaaahh???..tp yasud deh..ud kepalang maju..pantang mundur..mending jujur drpd boong...di akhirat nanti semua bakal ada pertanggungjawabannya kan..n gak mau donk ibu..gara2 ini..ibu misalnya..malah jd masuk neraka..naujubillahminjalik...
jadilah ibu buat berita acara..trus ngadep Pak D..bos ibu...trus pas diceritain..dia blg..sebenernya km kl jujur malah serba salah n di ktr ini gak punya peraturan ttg tata tertib peminjaman barang..nah looo...pala lsg pusyiiing dengernya...jd shrsnya gmn dooonkk...trus dia blg yaud toh km ud blg..ya hadepin aja...rasa2nya kok bkn kalimat itu yaa..yg pengen ibu denger dr seorang boss....huhuuhuu..abis di tandatangan ma pak bos..tu berita acara ibu taruh di meja nya bu kadiv umum...sampe ttp bingung...napa ya ibu ngalamin yg kaya gini...

temen ibu yg akhirnya ibu ceritain..krn gak nahan pengen curhat..si oom, nikko n echa malah awalnya menyayangkan knp ibu mesti jujur...mrk blg..EGP aja ma inventaris ktr..kan kita pake krn buat kerja..mana tu laptop memang ibu perluiin buat audit ke lapangan...hiks..ibu jd tambah sedihhh..napa yah...td..bos ibu yg blg gt..skrg tmn2 ibu pun blg hal yg sama ..mang siy..banyak yg kita denger2 gosip hal2 yg lbh parah kaya mobil dinas rusak ato laptop ilang..ga ada yg ngaku tuh...but..do did i have a mistake????

sampe hr ini ktr ibu blm ngasi keputusan apa2...tp ibu ma ayah..ud bicarain hal ini ..segala skenario yg mgkn akan terjadi...n yg bikin ibu terharu...ayah blg bahwa apapun yg terjadi.. he will totally support me...thanks ya Allah...ayah n ibu msh kompak dlm hal ini...ibu sangat bangga pada ayah..yg mendukung ibu buat berkata jujur..walo mgkn efeknya akan ga baik..luv u ayah...

you guys...have u ever had like this before...???
share with me yahh...apa yg mesti ibu lakukan jika :
1. ibu hrs mengganti semua biaya kerusakan yg kl di total sekitar 7jt,
2. ato ibu akan bargaining utk mengganti se minimalnya (sesuai dengan gaji yg jg kecilll)..krn di ktr ibu gak ada peraturan utk peminjaman inventaris ktr...
3. ato ibu hrsnya sama sekali gak ganti apapun..krn ini murni kecelakaan kerja...n di ktr gak ada peraturan tentang peminjaman serta peraturan ttg pergantian biaya kerusakan oleh pegawai???


plisss..help ibu yaahh...